Jumat, 28 Agustus 2009

Senin, 24 Agustus 2009

Adminstrasi Pembelajaran

Pemetaan SK-KD IX SMP
Pengembangan Silabus IX SMP
Program Tahunan IPA IX SMP
RPP IPA IX SMP Read More......

JURNAL BELAJAR

Jurnal Belajar merupakan suatu kumpulan tulisan peserta didik mengenai pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru di dalam kelas. Tulisan tersebut berkaitan dengan selama proses pembelajaran materi apa saja yang telah dapat diserap oleh peserta didik, pendapat dia tentang pengajaran yang dilakukan oleh guru, manfaat dari hasil pembelajaran itu dan pendapat peserta didik tentang situasi kelas selama proses pembelajaran berlangsung. 
Pelaksanaan pengisian jurnal belajar yang dimaksud adalah pada 10 menit mejelang akhir pembelajaran, atau dengan kata lain dapat dilakukan pada tahap penutup dalam proses pembelajaran. 
Pengisian jurnal belajar ini dimaksudkan agar peserta didik memahami apa saja yang telah dipelajarinya pada saat itu dan manfaat apa yang diperoleh dari pembelajaran pada saat itu.
Jurnal Belajar ini penulis susun terinspirasi oleh Prof.Dra. Herawati Soesilo, M.Sc, Ph.D pada saat penulis mengikuti pendidikan profesi di Universitas Negeri Malang. Penulis mencoba mempraktekkan apa yang telah didapat di bangku kuliah ke lapangan.
Read More......

Rabu, 19 Agustus 2009

ANTIVIRUS

Avira Antivirus ...

Update Avira ....

Read More......

Jumat, 14 Agustus 2009

LESSON STUDY

Peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah merupakan titik sentral di dalam peningkatan mutu sekolah. Guru merupakan faktor utama di dalam peningkatan kualitas pembelajaran, disamping faktor lain diantaranya; siswa, kurikulum, sarana-prasarana pembelajaran dan juga manajemen sekolah secara menyeluruh.
Metode pembelajaran yang dikembangkan dengan pendekatan konstruktivisme mempunyai ciri, guru memfasilitasi siswa untuk dapat mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri dengan berbagai metode pembelajaran baik individu dan atau kelompok. Untuk melakukan pendekatan tersebut maka disusunlah berbagai metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa, hand’s-on activity, daylife activity, dan kolaborative.
LESSON STUDY
Lesson study yang di dalam bahasa Jepang disebut jugyokenkyu adalah bentuk kegiatan yang di lakukan oleh guru / sekelompok guru yang bekerjasama dengan orang lain (dosen, guru mata pelajaran yang sama, guru satu tingkat kelas yang sama, atau guru lainnya) merancang kegiatan untuk meningkatkan mutu belajar siswa dari pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru dari perencanaan pembelajaran yang dirancang bersama/sendiri, kemudian diobservasi oleh teman guru yang lain dan setelah itu mereka melakukan refleksi bersama atas hasil pengamatan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Refleksi bersama merupakan diskusi oleh para pengamat dan guru pengajar untuk menyempurnakan proses pembelajaran di mana titik berat pembahasan pada bagaimana siswa belajar, kapan siswa belajar, kapan siswa mulai bosan, kapan siswa mendapatkan pengetahuanya dan kapan siswa mampu menjelaskan kepada temannya dan kapan siswa mampu mengajarkan kepada seluruh kelas dll. Diskusi pada saat refleksi yang mengkritik penampilan guru sejauh mungkin dihindari, dikarenakan hal tersebut tidak mempunyai manfaat bagi kesinambungan kegiatan lesson study.
Untuk dapat memulai kegiatan lesson study maka diperlukan perubahan dari dalam diri guru sehingga memiliki sikap sebagai berikut:
  1. Semangat introspeksi terhadap apa yang sudah dilakukan selama ini di dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pertanyaan seperti: Apakah saya sudah melakukan tugas mendidik dengan baik? Apakah saya sudah melakukan tugas seoptimal mungkin? Adalah merupakan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara jujur. Jawaban tersebut tentu akan mendorong pada proses pencarian cara untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan atas jawaban tersebut.
  2. Keberanian membuka diri untuk dapat menerima saran dari orang lain untuk peningkatan kualitas diri.
  3. Keberanian untuk mengakui kesalahan diri sendiri.
  4. Keberanian mengakui dan memakai ide orang lain yang baik.
  5. Keberanian memberikan masukan yang jujur dan penuh penghormatan.

Kelima sikap tersebut menjadi persyaratan yang harus dipahami dan mulai dipertajam sebelum kita melakukan kegiatan lesson study. Selain sikap dasar yang harus disiapkan oleh guru tersebut, maka juga sangat penting peranan dari berbagai komponen yang terkait dalam bidang pendidikan: pengelola sekolah, MGMP, kantor dinas pendidikan, universitas, dan para pemerhati pendidikan pada komitmen nyata dalam mendukung kegiatan lesson study.

Tahapan Pelaksanaan Lesson Study

Pada dasarnya lesson study dapat dilaksanakan melalui beberapa tahapan antara lain: 1) membentuk group lesson study misalnya guru dalam satu rumpun di sekolah, MGMP di kota /kabupaten atau guru seorang diri (tidak harus membuat kelompok) 2) menentukan fokus kajian dari lesson study, 3) merencanakan research lesson 4) mengajar dan guru/anggota group lain mengamati pembelajaran 5) mendiskusikan dan menganalisis hasil observasi dan 6) refleksi dan penyempurnaan untuk kegiatan berikutnya. Kegiatan lesson study secara sederhana dapat disingkat menjadi kegiatan Plan, Do-See dan Reflection.

Membentuk group lesson study
Paling tidak ada empat kegiatan yang dilakukan dalam pembentukan group. Kegiatan tersebut antara lain adalah: 1) merekrut anggota, yang bisa berasal dari guru satu mata pelajaran atau lain, satu tingkat kelas, pengawas dari diknas, pemerhati pendidikan, atau dosen, 2) menyusun komitmen waktu, untuk pertemuan rutin merancang, melaksanakan, mengamati dan merefleksi lesson study, 3) menyusun jadwal pertemuan, 4) menyetujui aturan di dalam group.

Menentukan fokus Lesson study
Tahapan yang dilakukan untuk menentukan fokus lesson study antara lain adalah: 1) menyepakati tema penelitian,2) menentukan mata pelajaran (kalau anggota group guru lintas mata pelajaran), 3) menentukan satuan (unit) pelajaran.

Merencanakan Research lesson
Di dalam merencanakan research lesson, tentu kita senantiasa berpedoman pada fokus yang sudah ditentukan sebelumnya. Dengan mendiskripsikan tema penelitian kemudian mengintegrasikan dalam lesson plan tentu akan diperoleh kegiatan research lesson yang diharapkan. Untuk memandu penyusunan perencanaan research lesson , pertanyaan berikut ini bisa menjadi acuan:

  1. apa yang saat ini dipahami oleh siswa tentang topik ini?
  2. apa yang kita harapkan dikuasai siswa pada akhir pelajaran?
  3. apa saja rangkaian pertanyaan dan atau pengalaman belajar siswa yang akan mendorong siswa memperoleh pengetahuan yeng lebih lanjut?
  4. kegiatan apa yang mampu memotivasi dan bermakna bagi siswa?
  5. Apa bukti tentang hasil belajar siswa, motivasi siswa, perilaku siswa yang harus dikumpulkan untuk data diskusi pada saat refleksi dan bagaimana instrumen pengumpulnya?

Pembuatan instrumen pengumpul data yang digunakan pada saaat reseach lesson menjadi sangat penting. Keberadaan instrumen pengumpul data yang berupa format isian tentang: denah tempat duduk siswa, anggota kelompok siswa, catatan tentang pemikiran awal siswa, daftar cek untuk mencatat hal-hal penting yang dilakukan siswa misalnya partisipasi siswa dalam diskusi, sangat mendukung ketersediaan data yang akan dijadikan dasar di dalam kegiatan diskusi setelah pembelajaran selesai diamati. 
Pengumpulan data utamanya difokuskan pada bagaimana siswa belajar, walaupun catatan penting tentang ucapan guru, alokasi waktu setiap tahapan pembelajaran juga perlu dilakukan.


Read More......

Kamis, 13 Agustus 2009

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

EXAMPLES NON EXAMPLES

Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan Kompetensi Dasar

Langkah-Langkah:

  1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
  2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP atau media yang lain
  3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memperhatikan/menganalisa gambar
  4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada kertas
  5. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
  6. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai
  7. Kesimpulan

PICTURE AND PICTURE

Langkah-langkah:

  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Menyajikan materi sebagai pengantar
  3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
  4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
  5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
  6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
  7. Kesimpulan/rangkuman

NUMBERED HEADS TOGETHER

(SPENCER KAGAN, 1992)

Langkah-Langkah:

  1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
  2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
  3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
  4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
  5. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
  6. Kesimpulan

COOPERATIVES SCRIPT

(DANSEREAU CS., 1985)

Skrip kooperatif : metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Langkah-Langkah:

  1. Guru membagi siswa untuk berpasangan
  2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan
  3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
  4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar : a) Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap, b) Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
  5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
  6. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru
  7. Penutup

KEPALA BERNOMOR STRUKTUR

(MODIFIKASI DARI NUMBER HEADS)

Langkah-Langkah:

  1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.
  2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai. Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya.
  3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka.
  4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain.
  5. Kesimpulan

STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

TIM SISWA KELOMPOK PRESTASI (SLAVIN, 1995)

Langkah-Langkah:

  1. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll).
  2. Guru menyajikan pelajaran
  3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
  4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.
  5. Memberi evaluasi.
  6. Kesimpulan.

JIGSAW (MODEL TIM AHLI)

(ARONSON, BLANEY, STEPHEN, SIKES, AND SNAPP, 1978)

Langkah-Langkah:

  1. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim.
  2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
  3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
  4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
  5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
  6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
  7. Guru memberi evaluasi.
  8. Penutup.

PROBLEM BASED INTRODUCTUON (PBI)

(Pembelajaran Berdasarkan Masalah)

Langkah-Langkah:

  1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
  2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.)
  3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
  4. Guru membantu siswa dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
  5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

ARTIKULASI

Langkah-Langkah:

  1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
  2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
  3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
  4. Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran.
  5. Begitu juga kelompok lainnya
  6. Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya
  7. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa
  8. Kesimpulan/penutup

MIND MAPPING

Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban.

Langkah-Langkah:

  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
  3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
  4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
  5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
  6. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru

MAKE - A MATCH

(MENCARI PASANGAN) (Lorna Curran, 1994)

Langkah-Langkah:

  1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
  2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
  3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
  4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban)
  5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
  6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
  7. Demikian seterusnya
  8. Kesimpulan/penutup

THINK PAIR AND SHARE

(FRANK LYMAN, 1985)

Langkah-Langkah:

  1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru
  3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
  4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
  5. Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa
  6. Guru memberi kesimpulan
  7. Penutup

DEBATE

Langkah-Langkah:

  1. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra
  2. Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua kelompok diatas
  3. Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.
  4. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis guru menulis inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
  5. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
  6. Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai

ROLE PLAYING

Langkah-Langkah:

  1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
  2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm
  3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
  4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
  5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan
  6. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
  7. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas
  8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
  9. Guru memberikan kesimpulan secara umum
  10. Evaluasi
  11. Penutup

GROUP INVESTIGATION

(SHARAN, 1992)

Langkah-Langkah:

  1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
  2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
  3. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
  4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan
  5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan kelompok
  6. Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
  7. Evaluasi 
  8. Penutup

TALKING STIK

Langkah-Langkah:

  1. Guru menyiapkan sebuah tongkat
  2. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/paketnya
  3. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya
  4. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
  5. Guru memberikan kesimpulan
  6. Evaluasi 
  7. Penutup

BERTUKAR PASANGAN

Langkah-Langkah:

  1. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya
  2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya
  3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
  4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
  5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula

SNOWBALL THROWING

Langkah-Langkah:

  1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
  2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
  3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
  4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
  5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
  6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
  7. Evaluasi 
  8. Penutup

STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya.

Langkah-Langkah:

  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
  3. Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
  4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
  5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
  6. Penutup

COURSE REVIEW HORAY

Langkah-Langkah:

  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 
  2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
  3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
  4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing siswa
  5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salan diisi tanda silang (x)
  6. Siswa yang sudah mendapat tanda  vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
  7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
  8. Penutup

DEMONSTRATION

(Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan misalnya Gussen)

Langkah-Langkah:

  1. Guru menyampaikan TPK
  2. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan dismpaikan 
  3. Siapkan bahan atau alat yang diperlukan
  4. Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan
  5. Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisa
  6. Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan 
  7. Guru membuat kesimpulan

EXPLICIT INTRUCTION

(PENGAJARAN LANGSUNG) (ROSENSHINA & STEVENS, 1986)

Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan proseduran dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangklah

Langkah-Langkah:

  1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa
  2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan
  3. Membimbing pelatihan
  4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
  5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan

COOPERATIVE INTEGRATED READING 
AND COMPOSITION (CIRC)

Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis
(STEVEN & SLAVIN, 1995)

Langkah-Langkah:

  1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
  2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
  3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
  4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
  5. Guru membuat kesimpulan bersama
  6. Penutup 

INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE
(LINGKARAN KECIL-LINGKARAN BESAR)

OLEH SPENCER KAGAN

“Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur”

Langkah-Langkah:

  1. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
  2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
  3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
  4. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
  5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya
Read More......

Senin, 10 Agustus 2009

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

Reproduksi merupakan proses menghasilkan individu baru dari organisme sebelumnya.
Pada organisme tingkat tinggi mempunyai dua macam gamet, gamet jantan atau spermatozoa dan gamet betina atau sel telur, kedua macam gamet tersebut dapat dibedakan baik dari bentuk, ukuran dan kelakuannya, kondisi gamet yang demikian disebut heterogamet.
Peleburan dua macam gamet tersebut disebut singami. Peristiwa singami didahului dengan peristiwa fertilisasi (pembuahan) yaitu pertemuan sperma dengan sel telur.
Pada organiseme sederhana tidak dapat dibedakan gamet jantan dan gamet betina karena keduanya sama, dan disebut isogamet. Bila salah satu lebih besar dari lainnya disebut anisogamet.
Alat Reproduksi pada pria maupun wanita pada dasarnya sama dengan alat reproduksi pada mamalia lain. Pria menghasilkan gamet jantan atau spermatozoa yang berukuran sangat kecil dan berbentuk menyerupai berudu, sedangkan wanita menghasilkan sel telur (ovum) yang dibentuk di dalam ovarium.
Pembentukan Gamet Betina
Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium. Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas. 
Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara meiosis, menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih kecil, yaitu badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badan polar. Sel yang lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua. 
Pengaruh Hormon dalam Oogenesis
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi DSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga akhirnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.
Catatan : Pada laki-laki spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat. Pada wanita, ovulasi hanya berlangsung sampai umur sekitar 45 - 5O tahun. Seorang wanita hanya mampu menghasilkan paling banyak 400 ovum selama hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak lahir sudah berisi 500 ribu sampai 1 juta oosit primer.
Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu ovariumnya. Bila sel telur ini tidak mengalami pembuahan maka akan terjadi perdarahan (menstruasi). Menstruasi terjadi secara periodik satu bulan sekali.
Saat wanita tidak mampu lagi melepaskan ovum karena sudah habis tereduksi, menstruasi pun menjadi tidak teratur lagi, sampai kemudian terhenti sama sekali. Masa ini disebut menopause. 
1. ORGAN KELAMIN WANITA
Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi. Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi kandungan. Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual. 
Organ kelamin dalam membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri dari: 
• ovarium (indung telur), menghasilkan sel telur 
• tuba falopii (ovidak), tempat berlangsungnya pembuahan 
• rahim (uterus), tempat berkembangnya embrio menjadi janin 
• vagina, merupakan jalan lahir. 
 
Gambar 2.1 Struktur Kelamin Wanita

Organ kelamin luar 
Organ kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labium mayor (sama dengan skrotum pada pria). labium mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak); setelah puber, labium mayor akan ditumbuhi rambut. 
labium minor terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang vagina dan uretra. 
Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset. Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar bartolin. 
uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih. 
Labium minora kiri dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria). 
klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit depat pada ujung penis pria). Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi.
Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang membentuk perineum, yang merupakan suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus. 
kulit yang membungkus perineum dan labium mayo sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. sedangkan selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam karena kaya akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak berwarna pink. Lubang vagina dikeliling oleh himen (selaput dara). Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak. 
Organ kelamin dalam 
Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau selama melakukan hubungan seksual). Pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm. Sepertiga bagian bawah vagina merupakan otot yang mengontrol garis tengah vagina. Dua pertiga bagian atas vagina terletak diatas otot tersebut dan mudah teregang. 
Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina. Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut. Sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin. 
Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak vagina. Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan diikat oleh 6 ligamen. Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim). serviks merupakan uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Korpus biasanya bengkok ke arah depan. Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. korpus merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina. 
Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur). Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin tidak dapat melewatinya. tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi bisa melewatinya. Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi. Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari. Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii untuk membuahi sel telur. karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebabkan kehamilan. 
Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. setiap bulan setelah siklus menstruasi, endometrium akan menebal. Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan, ini yang disebut dengan siklus menstruasi. 
Tuba falopii membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium. 
ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnye ketika dilepaskan dari ovarium. 
ovarium tidak menempel pada tuba falopii tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligamen.
Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia (rambut getar) dan otot pada dinding tuba. Jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai membelah. 
selama 4 hari, embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak secara perlahan menuruni tuba dan masuk ke dalam rahim. Embrio lalu menempel ke dinding rahim dan proses ini disebut implantasi. 
Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit (sel telur yang sedang tumbuh) dan ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit. 
pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit yang mulai mengalami pematangan menjadi sel telur. tetapi hanya sekitar 400 sel telur yang dilepaskan selama masa reproduktif wanita, biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur. 
ribuan oosit yang tidak mengalami proses pematangan secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause. 
Sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya. Sel telur yang tidur tidak dapat melakukan proses perbaikan seluler seperti biasanya, sehingga peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia wanita. karena itu kelainan kromosom maupun kelainan genetik lebih mungkin terjadi pada wanita yang hamil pada usianya yang telah lanjut.

  
Gambar 2.2 Bagian-bagian Alat Kelamin Wanita

Menstruasi dan Siklus Menstruasi 
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut akhirnya membentuk siklus menstruasi. Siklus menstruasi dihitung dari hari pertama haid sampai tepat satu hari pertama haid bulan berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21-40 hari hanya sekitar 10-15 persen wanita yang memiliki siklus 28 hari. 
Menstruasi yang pertama kali disebut menarke paling sering terjadi pada usia 11 tahun tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 atau 16 tahun Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita yang dimulai dari menarke sampai terjadinya menopause


Grafik 2.1 Grafik Menstruasi

Ilustrasi. Hormon Gonadotropin pada sepanjang masa seksual pada pria dan wanita 
Pada awalnya, siklus mungkin tidak teratur. Jarak antara dua siklus bisa berlangsung selama 2 bulan atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal, setelah beberapa lama siklus akan kembali teratur. 
Untuk menghitung siklus menstruasi bisa dilakukan dengan membuat catatan pada kalender. Silanglah setiap hari pertama haid, hitung jumlah hari dari hari yang disilang sampai hari yang disilang pada bulan berikutnya. Dengan demikian pola siklus Anda dapat diketahui. Hal ini sangat berguna untuk menentukan kapan masa subur dan ovulasi terjadi. 
Setiap bulan, setelah hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. 
Sekitar hari ke-14, terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi) . Sel telur ini masuk dalam salah satu saluran falopian dan jika pada saat ini terdapat sperma yang masuk maka terjadilah pembuahan. Jika terjadi pembuahan sel telur yang telah dibuahi tersebut akan masuk kedalam rahim dan mulai tumbuh menjadi janin. 
Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, maka endometrium akan meluruh dan terjadilah siklus menstruasi berikutnya, Menstruasi bisa berlangsung selama 3-5 hari, kadang hingga 7 hari. Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus berikutnya.

2. ORGAN KELAMIN PRIA
Organ reproduksi pria dirancang untuk dapat menghasilkan, menyimpan dan mengirimkan sperma. Sperma tersimpan dalam cairan yang terlindung dan bergizi, yaitu air mani .
 
 
Gambar 2.3 Struktur Alat Kelamin Laki-laki

Pembuatan Sperma? 
Bagian yang paling menentukan saat pembuatan sperma adalah testis. Sperma yang matang memiliki kepala dengan bentuk lonjong dan datar, dan memiliki ekor keriting yang berguna mendorong sperma memasuki air mani . Kepala sperma mengandung inti yang memiliki kromosom dan juga memiliki struktur yang disebut acrosome yang mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya bila perlu. Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis yang aman tersimpan dalam kantung zakar. Posisi ini menyebabkan testis terasa lebih dingin dibandingkan anggota tubuh lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal, tapi terus-menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar. Jadi, hindari hal-hal yang menyebabkan suhu disekitar kantung zakar menjadi tinggi karena akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi sperma. Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan testosteron. Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon. Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel (Folicle Stimulating Hormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH). LH merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.

Proses Spermatogenesis :
Spermatogonium berkembang menjadi sel spermatosit primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan spermatosit sekunder, spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan spermatid, spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 - 400 juta sel spermatozoa.


Read More......

Jumat, 07 Agustus 2009

SISTEM EKSKRESI

Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat-zat sisa yang sudah tidak terpakai lagi oleh mahluk hidup. Organ-organ ekskresi pada setiap mahluk hidup berbeda tergantung jenis zat yang dikeluarkan.
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi :
1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidakl diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.
2. Ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh.
3. Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandun genzim.
4. Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).

Fungsi Sistem Ekskresi
1. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
2. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
3. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
4. Homeostasis
Semua mahluk hidup akan mempertahankan keseimbangan cairan tubuhnya agar tetap normal. Jika keseimbangan tubuhnya terganggu maka metabolisme tubuhpun akan terganggu. Cara kerja tubuh untuk mengatur kandungan air di dalam tubuh disebut osmoregulasi.

Organ Penyusun Sistem Ekskresi
1. Paru-paru
Pada saat kita menghembuskan napas pada pagi hari yang dingin, akan terlihat sesuatu yang keluar mirip asap. Asap tersebut adalah uap air. Jika kita hembuskan napas ke dalam air kapur maka air kapur tersebut akan menjadi keruh, hal ini terjadi karena air kapur telah bereaksi dengan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan selama ppernapasan.
Karbondioksida dan uap air diangkut oleh darah dari sel-sel tubuh menuju paru-paru. Di dalam paru-paru khususnya alveolus terjadi pertukaran gas CO2 yang dibawa oleh darah dan gas O2 dari paru-paru untuk diikat oleh darah.


Gambar 1.1 Paru-paru manusia
2. Ginjal
Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram. Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian korteks yang merupakan lapisan luar. Medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal). Di bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi dan tubulus kontortus. Badan Malpighi terdiri atas kapsula (simpai) Bowman Dan glomerulus. Glomrerulus merupakan anyaman pembuluh kapiler. Kapsula Bowman berbentuk mangkuk yang mengelilingi glomerulus.'I'ubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus proksimal. tubulus kontortus distal. Dan tubulus kontortus kolektivus. Di antara tubuIus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal terdapat gelung /lengkung Henle pars ascenden (naik) dan pars descenden (turun). Penamaan beberapa bagian ginjal mengambil nama ahli yang berjasa dalam penelitian ginjal. Kapsula Bowman mengambil nama William Bowman (l816 – 1892). Seorang ahli bedah yang merupakan perintis di bidang saluran kentih yang mengidentifikasi kapsula tersebut. Lengkung Henle meugambil nama Jacob Henle (1809-1885), seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman yang mendeskripsikan lengkung di dalam ginjal tersebut. Glomerulus di identifikasi oleh seorang ahli mikroanatomi berkebangsaan ltalia bernama Marcerllo Malpighi (1628 - 1694). Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urine yang di dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam mineral tertentu. Penderita diabetes miletus urine mengandung glukosa.


Gambar 1.2 Struktur ginjal manusia
Fungsi ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa fungsi, antara lain menyaring darah sehingga menghasilkan urine; mengekskresikan zat-zat yang membahayakan tubuh. misalnya protein-protein asing yang masuk ke dalam tubuh, urea, asam urat. dan bermacam -macam garam; mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya kadar gula darah yang melebihi normal; mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler; dan mempertahankan keseimbangan asam dan basa.
• Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain :
1. urea, asam urat, amoniak, creatinin
2. garam anorganik
3. bacteri dan juga obat-obatan
• Mengekskresikan gula kelebihan gula dalam darah
• Membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mem-pertahankan tekanan osmotik ektraseluler
• Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam basa darah.

Anatomi ginjal, meliputi :
Lapisan luar (korteks/ kulit ginjal) yang mengandung kurang lebih 1 juta nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi (badan renalis) yang tersusun dari kapsula bowman dan glomerulus.
Lapisan dalam (medula/ sumsum ginja) yang terdiri atas tubulus kontorti yang bermuara pada tonjolan papila di ruang (pelvis renalis). Tubulus kontorti terdiri atas tubulus kontorti proksimal dan tubulus kontorti distal.
Proses pembentukan urine :
Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu :
1. Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam glomerus yang mengandung air, garm, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerus (urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm amino dan garam-garam.
2. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi.
3. Ekskesi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsornsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis.
Gangguan pada ginjal :
• Nefritis : disebabkan gangguan pada nefron karena infeksi kuman, akibatnya kadar ureum dalam darah meningkat. Nefritis dapat menimbulkan uremia, yaitu adanya uriene yang masuk ke dalam darah, sehingga menyebabkan penyerapan air terganggu dan tertimbun di kaki yang disebut oedema.
• Diabetes melitus (kencing manis) : disebabkan kekuranga insulin, akibatnya kadar glukosa darah meningkat.
• Diabetes inspidus (penyalit kuning) : disebabkan tidak ada hormon adh, akibatnya urine meningkat.
• Albuminuria : disebabkan adanya protein dalam urine, akibatnya kerusakan atau iritasi sel ginjal karena infeksi.
• Batu ginjal : disebabkan kekurangan minum dan sering menahan kencing, akibatnya mengendap menjadi batu ginjal.
• Polyuria : yaitu urine yang dikeluarkan sangat banyak dan encer, disebabkan kemampuan nefron untuk mengadakan reabsorbsi sangat rendah atau gagal.
• Oligouria : yaitu urine yang dikeluarkan sangat sedikit bahkan tidak berurine, disebabkan oleh kerusakan ginjal secara total.

3. Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut sebelah kanan atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yang telah tua disebut histiosit. Sebagai alat eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan, di dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol dan juga bacteri serta obat-obatan. Zatr warna empedu terbentuk dari rombakan eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya dirombak dan haeglobinnya dilepas.



Gambar 1.3 Struktur Hati manusia

Fungsi hati :
1. Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen (gula otot)
2. Merombak kelebihan asam amino (deaminasi)
3. Menawarkan racun
4. Membentuk protombin dan fibrinogen
5. Membentuk albumin dan globulin
6. Mengubah provitamin a menjadi vitamin a
7. Tempat pembentukan urea
8. Menghasilkan empedu
Tempat pembentukan dan penghancuran eritrosit yang telah tua.

4. Kulit (integumen)
Kulit (integumen) merupakan lapisan terluar tubuh manusia dan pelindung bagian dalam tubuh.


Gambar 1.4 Struktur Kulit manusia
Susunan Kulit
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan dalam/kulit jangat). Dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).
1. Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum. stratum granulosum, dan stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum korneum. Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar.
• Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas.
• Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
• Stratum granulosum, mengandung pigmen
• Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar
2. Dermis
Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam. terutama garam dapur. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui poripori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar minyak berfungsi menghasilkan minyak yang berfungsi meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan pembuluh kapiler di bawah kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut.
• Akar rambut
• Pembuluh darah
• Syaraf
• Kelenjar minyak (glandula sebasea)
• Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
• Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh suhu luar
3. Hipodermis
Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas tubuh.

Fungsi kulit
Sebagai alat ekskresi. kulit berfungsi mengeluarkan keringat. Fungsi kulit yang lain, antara lain melindungi tubuh terhadap gesekan, kuman, penyinaran, panas. dan zat kimia; mengatur suhu tubuh; menerima rangsang dari luar: serta mengurangi kehilangan air. Kelenjar keringat menyerap air dan garam, terutama garam dapur dan darah di pembuluh kapiler. Keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori di permukaan kulit akan menyerap panas tubuh sehingga suhu tubuh menjadi tetap. Pada keadaan normal. keringat akan keluar dari tubuh sebanyak sekitar 50 mL setiap jam. Beberapa faktor yang dapat memacu pengeluaran keringat. antara lain peningkatan aktivitas tubuh. peningkatan suhu lingkungan, dan goncangan emosi. Emosi akan merangsang saraf simpatis untuk memperkecil pengeluaran keringat dengan cara mempersempit pembuluh darah. Pengeluaran keringat yang berlebihan, misalnya karena terik matahari atau kegiatan tubuh yang berlebihan, dapat menyebabkan terjadi lapar garam. Kekurangan kadar garam darah dapat mengakibatkan kekejangan dan pingsan.

KELAINAN dan PENYAKIT PADA SISTEM EKSKRESI
Kelainan dan penyakit yang menyerang sistem ekskresi dapat disebabkan oleh banyak hal. Misalnya virus, bakteri, jamur. Efek samping obat atau pola makan yang tidak sehat. Beberapa penyakit pada sistem ekskresi antara lain sebagai berikut.
1. Albuminuria
Albuminuria adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine penderita mengandung albumin. Albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari darah. Penyakit ini rnenyebabkan terlalu banyak albumin yang lolos dari saringan ginjal dan terbuang bersama urine. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh kekurangan protein. penyakit ginjal. dan penyakit hati.
2. Hematuria
Hematuria (kencing darah) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan urine penderita mengandung darah. Penyakit ini antara lain disebabkan oleh peradangan gnjal, batu ginjal, dan kanker kandung kemih.
3. Nefrolitiasis
Nefrolitiasis (batu ginjal) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan adanya batu pada ginjal. saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal pada umumnya mengandung garam kalsium ( zat kapur) antara lain kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau campurannya. Batu ginjal terbentuk karena konsentrasi unsur-unsur tersebut dalam urine tinggi. yang dipercepat dengan infeksi dan penyumbatan pada ureter. Penyakit ini diobati dengan cara mengeluarkan batu ginjal. Apabila batu ginjal masih berukuran kecil, dapat dihancurkan dengan obat-obatan. Apabila batu ginjal sudah berukuran besar, harus dikeluarkan dengan tindakan operasi. Dengan kemajuan ilmu dan teknologi, batu ginjal dapat dihancurkan dengan gelombang suara yang berintensitas tinggi tanpa perlu tindakan operasi.
4. Nefritis
Nefritis adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan peradangan ginjal. khususnya nefron. Proses peradangan biasanya berasal dari glomerulus, kemudian menyebar ke jaringan sekitarnya. Penyakit ini harus segera ditangani dokter.
5. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah ketidakmampuan, ginjal menjalankan fungsinya, akibatnya zat-zat yang seharusnya dapat dikeluarkan rnelalui ginjal menjadi tertumpuk di dalam darah. Salah satu contohnya adalah timbulnya uremia, yaitu peningkatan kadar urea di dalam darah. Kadar urea darah yang tinggi dapat menimbulkan keracunan dan mengakibatkan kematian. Gagal ginjal antara lain disebabkan oleh nefritis. Penyakit ini dapat diatasi dengan dua alternatif. Pertama melakukan dialisis ginjal (cuci darah) yang diIakukan secara rutin. Kedua dengan transplantasi (cangkok) ginjal dari donor. Cangkok ginjal dapat dilakukan jika ada kecocokan antara organ donor dan jaringan penderita sehingga tidak terjadi penolakan.
6. Diabetes Insipidus
Diabetes insipidus adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan meningkatnya jumlah urine sampai 20-30 kali lipat karena kekurangan hormon antidiuretika (ADFI). Penyakit ini dapat diatasi dengan pemberian ADH sintetik.
7. Diabetes Melitus
Diabetes melitus (kencing manis) adalah penyakit pada sistem ekskresi yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi normal karena kekurangean hormon insulin. Kelebihan glukosa darah akan dikeluarkan bersama urine. Diabetes melitus pada anak diatasi dengan penyuntikan insulin secara rutin. Diabetes melitus pada orang dewasa dapat diatasi dengan mengatur diet, olahlaga. dan pemberian obat-obatan penurun kadar glukosa darah.
8. Hepatitis
Hepatitis adalah radang hati yang umumnya disebabkan oleh virus. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin hepatitis, menjaga kebersihan lingkungan. menghindari kontak langsung dengan penderita hepatitis dan tidak menggunakan jarum suntik untuk pemakaian lebih baik satu kali. Beberapa hepatitis. antara lain hepatitis A dan B. Penderita hepatitis mengalami perubahan warna kulit dan putih mata menjadi berwarna kuning. Urine penderita pun berwarna kuning. bahkan kecokelatan seperti teh.
9. Sirosis Hati
Sirosis hati adalah kelainan pada hati yang ditandai dengan timbulnya jaringan parut dan kerusakan sel-sel normal hati. Sirosis hati sering terjadi pada peminum alkohol, keracunan obat-obatan, infeksi bakteri. atau komplikasi hepatitis. Karena hati merupakan organ yang mempunyai banyak fungsi vital, sirosis hati akan menimbulkan beberapa akibat, antara lain gangguan kesadaran, koma, dan kematian. Pengobatan sirosis hati ditujukan pada penyebab utamanya, pemulihan fungsi hati. sampai transplantasi hati.
10. Gangren
Gangren adalah kematian jaringan lunak yang disebabkan oleh gangguan pengaliran darah ke jaringan tersebut. Gangren sering terjadi di tangan dan kaki karena gangguan aliran darah. Ganggren banyak terjadi pada penderita diabetes melitus dan aterosklerosis yang sudah lanjut. Jaringan yang terkena mula-mula menjadi kebiruan dan terasa dingin jika disentuh. kemudian menghitam dan berbau busuk. Untuk mengatasi infeksi diperlukan antibiotik. Pada keadaan yang tidak tertolong bagian tubuh yang terkena gangren harus diamputasi.

11. Kencing Batu
Kencing batu disebabkan pembentukan endapan zat kapur (kalium) dalam ginjal. Endapan ini dapat terjadi pada rongga ginjal atau dalam kantong kemih. Jika endapan terbentuk di dalam rongga ginjal disebut batu ginjal. Jika terbentuk di dalam kantong kemih disebut kencing batu. Baik batu ginjal maupunpun kencing batu dapat dihilangkan dengan pembedahan (operasi), pengobatan, atau penembakan dengan sinar laser.
Read More......

Kamis, 06 Agustus 2009

SCHOOL REFORM AND LEARNING COMMUNITY

Oleh : Dr. Istamar Syamsuri, M.Pd

A. PENDAHULUAN
Sebagai suatu negara industri, pendidikan di Jepang pada awalnya mengarahkan pada upaya agar para lulusan sekolah dapat memenuhi tenaga kerja di industri-industri. Perindustrian memerlukan tenaga kerja yang berkualitas yang ditandai dengan penguasaan matapelajaran yang tinggi. Untuk memenuhi calon tenaga yang demikian dilakukan tes. Guru mengobarkan persaingan antar siswa untuk mencapai nilai yang tinggi. Kepala Institut Penelitian Pendidikan di Shinano, Inahaki, Tadahiko (2006) menyatakan bahwa pola pembelajaran semacam itu masih banyak terjadi di Jepang hingga saat ini. 
... Hasil dari pola pembelajaran seperti itu adalah terjadinya pengelompokan siswa menjadi 3 kategori, yaitu siswa kelompok A yang merupakan anak-anak yang berprestasi tinggi, kelompok siswa B yang merupakan anak-anak berprestasi sedang dan kelompok siswa C yang merupakan anak-anak berprestasi rendah. Dalam kondisi seperti ini terjadi ketidakadilan pembelajaran, karena para guru umumnya hanya memperhatikan kelompok A atau B, sementara kelompok C menjadi kelompok siswa yang kurang mendapat perhatian. Mereka akan selalu tertinggal dan akhirnya frustasi.
Di sela-sela himpitan gedung yang menjulang tinggi dan di antara kehidupan masyarakat industri yang terus dipacu oleh kesibukan dan waktu, terdapat anak-anak yang kurang mendapat perhatian, atau terjepit kondisi sosial ekonomi sehingga tidak mampu bersaing dengan yang lain, ditambah dengan persaingan di kelas yang ketat, memunculkan berbagai masalah. Masalah tersebut misalnya kenakalan remaja, perkelahian antar siswa, suka membolos, prestasi sekolah yang rendah dan bahkan banyak anak yang bunuh diri. Sekolah yang tidak dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik akibat permasalahan siswanya itu dikenal sebagai sekolah yang runtuh. 
Selain runtuhnya sekolah, para lulusan yang berhasil bekerja di sektor industri hanya bekerja berdasarkan instruksi, kehilangan kreativitas. Jadi persaingan dalam pendidikan hanya akan menghasilkan lulusan yang tidak kreatif, sementara yang berprestasi rendah mengalami frustasi. 
Di Jepang, penurunan kemampuan belajar siswa menjadi sorotan masyarakat. Sebagai contoh, berdasarkan hasil survai PISA menunjukkan bahwa hasil belajar siswa Jepang menurun. Hal ini menimbulkan kecaman masyarakat.
Kondisi seperti diuraikan di atas mendorong untuk dilakukan reformasi sekolah. Masalahnya bersumber dari perubahan sikap guru tentang tugas dan fungsi guru, suasana pembelajaran di kelas dan kondisi sekolah yang mendukung iklim terciptanya komunitas belajar di sekolah.

B. MENGAPA HARUS REFORMASI
Menurut Kepala Institut Penelitian Pendidikan Inahaki, Tadahiko (2006), sekitar 50 tahun yang lalu yakni setelah kalah perang, ekonomi Jepang sangat buruk. Bangsa Jepang miskin. Untuk bangkit dan memajukannya, yang paling utama adalah meningkatkan pendidikan. Karena itu Pemerintah Jepang mengeluarkan undang-undang untuk peningkatan pembelajaran IPA di sekolah-sekolah. Konsekuensinya, Pemerintah Jepang harus mengeluarkan anggaran untuk mengadakan peralatan guna pembelajaran IPA di sekolah. Jadi fasilitas pembelajaran terpenuhi. “Apakah guru Jepang memanfaatkan fasilitas tersebut, itu soal lain”, katanya memastikan. Artinya, kelengkapan peralatan tidak menjamin tingginya kualitas pembelajaran.
Sejak saat itu terjadilah persaingan siswa untuk memasuki sekolah pada jenjang lebih tinggi. Untuk dapat bersaing mengikuti tes dan lulus dengan memuaskan, siswa harus menguasai materi pelajarannya. Maka dalam proses pembelajaran yang dipentingkan adalah hafalan. Jadi meskipun sejak tahun 1952 fasilitas pembelajaran IPA lengkap dan baik, tetapi ternyata guru kurang memanfaatkannya. Bagi guru, yang penting siswanya lulus ujian dengan nilai baik. 
Di sekolah-sekolah yang runtuh dan di sekolah-sekolah Jepang umumnya (hingga saat ini pun masih banyak, yaitu di sekolah yang belum melakukan reformasi) terdapat fenomena-fenomena sebagai berikut:
1. Guru mendominasi kelas;
2. Metode yang sering digunakan adalah metode ceramah;
3. Guru ada yang bekerja di tempat lain di luar bidang pendidikan;
4. Hubungan guru dengan guru lain sebatas hubungan kedinasan;
5. Guru menginginkan agar siswa berprestasi dengan jalan melakukan kompetisi dan karenanya guru selalu menuntut siswa supaya belajar lebih baik;
6. Jika pengelolaan kelas dilakukan dengan membentuk kelompok, maka pencapaian belajar berdasar pada pencapaian kelompok, sehingga pencapaian setiap individu tidak diperhatikan. Jadi hak setiap siswa untuk memperoleh pendidikan yang sama, diabaikan. Pengelolaan kelas dengan membentuk kelompok dan mementingkan pencapaian hasil kelompok dikatakan sebagai pengelolaan kelas dengan pendekatan kooperatif.

C. PERUBAHAN SIKAP PENDORONG REFORMASI SEKOLAH
 Di dalam sekolah yang mengalami keruntuhan terdapat fenomena menarik yang perlu dicermati. Hubungan antar guru kaku. Hubungan antara guru-siswa tidak harmonis karena guru mendominasi. Dominasi guru lebih nampak ketika proses pembelajaran berlangsung, yaitu guru lebih suka mengembangkan komunikasi searah dengan menggunakan metode ceramah. Selain itu, guru juga banyak yang bekerja di luar profesi pendidikan, sehingga tidak dapat memfokuskan pikirannya dalam menunaikan tugasnya sebagai guru di sekolah. 
 Pangkal permasalahannya justru terletak pada pandangan tentang fungsi dan peranan guru. Maka yang harus berubah adalah gurunya, bukan siswanya, kata Kepala Institut Penelitian Pendidikan Inahaki, Tadahiko (2006). Guru jangan memikirkan bagaimana mengajar yang baik, tetapi hendaknya memikirkan bagaimana belajar yang baik. Guru harus banyak belajar, agar dapat mengajar lebih baik. Percuma menuntut siswa rajin belajar kalau gurunya tidak pernah berubah. Jadi kalau ada sekolah yang “brengsek”, maka yang harus dituntut untuk belajar lebih baik adalah gurunya.
 Di sekolah, guru hendaknya belajar kepada sesama guru, untuk membentuk komunitas belajar di sekolah. Setiap guru mempunyai hak untuk belajar mengembangkan keprofesionalannya. Oleh karena masalah pelik yang dihadapi guru adalah masalah pembelajaran, maka jalan yang perlu dilakukan adalah membuka kelas yakni sewaktu melakukan pembelajaran di kelas diikuti oleh guru lain, bahkan ditonton orang lain. 
 Maori (2006), Kepala Sekolah SD Hamanago, Chigasaki, yang memulai reformasi sekolah sejak 9 tahun yang lalu menuturkan, terdapat tiga slogan di SD Hamanago yaitu: 1) Menjamin hak semua untuk belajar; 2) Guru dan staf saling mendukung untuk berkembang; 3) Masyarakat dan orang tua bersama-sama belajar dan memberikan masukan untuk meningkatkan pembelajaran. 
 Selanjutnya interaksi antara guru dan siswa hendaknya dilakukan secara harmonis, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Interaksi yang harmonis dan saling menghormati akan memungkinkan bagi guru untuk menangkap apa yang tidak dapat diungkapkan oleh siswa. Setiap siswa memiliki hak untuk belajar. Karena itu setiap siswa mempunyai hak untuk mencapai taraf penguasaan yang tinggi.
 Dengan konsep tersebut, dapat dilakukan adanya 3 tahapan dalam reformasi sekolah (Inaba, 2006), sebagaimana dilakukan di yaitu: 1) Reformasi pembelajaran; 2) Reformasi hubungan siswa dengan guru; 3) Reformasi menciptakan saling belajar (membentuk learning community). 
 Mengubah pandangan guru bukanlah sesuatu yang mudah, seperti membalikkan tangan. Mengubah pandangan guru memerlukan waktu yang lama dan usaha yang terus menerus dari kepala sekolah untuk menerapkannya. Kepala sekolah memerlukan waktu satu tahun untuk meyakinkan guru agar mau membuka kelasnya untuk diamati orang lain. Ito, Koichi, (2006), pensiunan kepala sekolah SD Sambongi menjelaskan bahwa dia selalu mengajak para guru agar mau membuka diri kepada guru lain. Dia membujuk dengan cara selalu menyampaikan bahwa: “tidak ada seorangpun guru yang mempunyai kemampuan super, oleh karena itu, mari kita belajar bersama”. Lebih jauh Ito mengungkapkan bahwa guru, (dan juga manusia pada umumnya) belum terbiasa membuka diri terhadap guru/orang lain karena merasa diri masih mempunyai kelemahan. Guru yang merasa masih mempunyai banyak kelemahan cenderung tidak mau membuka pembelajarannya untuk diamati guru lain. “Ada dua macam orang yang pekerjaannya tidak mau diketahui orang lain yaitu guru dan pencuri” katanya berseloroh.
 Dengan usaha yang terus menerus, saat ini guru-guru SD Sambongi sudah terbiasa membuka diri, tidak khawatir terhadap kritik, guru muda sudah berani memberi kritik kepada guru yang lebih senior, termasuk kepada kepala sekolah. Mereka juga sudah berani menawarkan kepada guru lain untuk melihat pembelajarannya. Seiring dengan meningkatnya keterbukaan guru, maka meningkat pula ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran, katanya.
  Inaba (2006), Kepala Sekolah SMP yang melanjutkan reformasi sekolah yang dirintis Sato, Masaaki (2006) mengungkapkan bahwa agar siswa dapat melakukan proses pembelajaran yang optimal di sekolah, dia mengurangi upacara yang biasanya dilakukan sehingga mengurangi jam pembelajaran. Menghilangkan bel sekolah pergantian antar jam pelajaran, menghilangkan pengumuman lewat pengeras suara, dan semua siswa naik kelas. 

D. LEARNING COMMUNITY
 Learning community (LC) atau komunitas belajar merupakan suatu konsep tentang terciptanya masyarakat belajar di sekolah, yakni proses belajar membelajarkan antara guru dengan guru, guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan bahkan antara masyarakat sekolah dengan masyarakat di luar sekolah. Anggota komunitas belajar akan selalu “haus” untuk belajar meningkatkan kualitas diri.  
 LC dimunculkan sebagai jawaban atas berbagai masalah pendidikan di Jepang serta pendobrak pandangan yang selama ini berlangsung yakni bahwa tugas guru adalah mengajar dan tugas siswa adalah belajar. Berbagai masalah tersebut menyebabkan munculnya “sekolah yang runtuh” dan mengatasi keruntuhan sekolah di Jepang dilakukanlah reformasi sekolah, yang di dalamnya terdapat komunitas belajar atau learning community (LC), dan melaksanakan kelas terbuka, yakni kelas yang proses pembelajarannya diamati oleh guru di sekolah tersebut, dan atau guru dari luar sekolah, pejabat, dosen dan bahkan orang tua siswa. 
 Inti dari reformasi sekolah adalah Lesson Study. Saat ini Lesson Study telah terjadwal dalam Program Tahunan inservice training guru. Tapi kalau guru hanya mengandalkan peningkatan kemampuannya melalui kegiatan tersebut, dianggap masih kurang. Tukar pikiran tentang pembelajaran secara informal sepanjang waktu yang tidak terjadual adalah sangat penting dan lebih banyak memberikan pengaruh kepada peningkatan keprofesionalan guru. Oleh karena itu guru harus belajar sepanjang masa. Guru akan dapat menemukan fakta setelah banyak belajar. Menjawab pertanyaan siswa tidak cukup hanya dengan “menurut buku”. Siswa akan jauh lebih tertarik jika guru dapat menunjukkan banyak fakta, termasuk dari kegiatan sehari-hari. Dengan demikian tertarik tidaknya siswa terhadap pembelajaran tergantung kemampuan guru.
 Dari berbagai penjelasan, pengalaman dan bahan bacaan, profil guru di dalam reformasi sekolah itu adalah guru yang:
1. Ikut membentuk learning community dan selalu berusaha belajar dari teman sejawat baik secara formal maupun tidak formal. 
2. Mendorong siswa untuk belajar secara kolaboratif;
3. Memperhatikan, menghargai hak setiap siswa untuk belajar dan mencapai tingkat penguasaan maksimal. Mendorong siswa untuk “melompat” dari C ke A;
4. Di dalam proses pembelajaran, guru tidak mendominasi, komunikasi berlangsung banyak arah, dan membentuk kelompok belajar agar siswa belajar secara kolaboratif;
5. Mendorong kreativitas siswa dan menghargai keanekaragaman pemikiran dan kreativitas siswa;
6. Mengenali segala gerak, perkataan, dan proses berpikir siswa baik yang terungkap maupun yang tidak terungkap. Guru tidak hanya melihat dengan mata tetapi juga melihat dengan hati. Kepekaan ini dapat diasah melalui minimal 200 X pengamatan;
7. Guru yang ideal adalah guru yang: bermulut kecil (sedikit bicara), bermata dan bertelinga besar. 
8. Dalam proses pembelajaran tidak diperlukan appersepsi, melainkan langsung menyampaikan materi tanpa basa-basi. Menurut penelitian, motivasi siswa tertinggi berada pada 10 menit pertama pembelajaran. Pemberian appersepsi dan basa-basi akan melewatkan waktu yang penting untuk menarik motivasi anak.

Menurut Kepala Sekolah SD Hamanogo, Chigasaki, Maori (2006), untuk mengatasi permasalahan sekolah, mulailah dilaksanakan Learning Community, dengan penggerak utama Sato, Manabu (2006). Ada 3 (tiga) slogan yang diterapkan di SD Hamanago yaitu: 1) menjamin hak semua untuk belajar; 2) guru dan staf saling mendukung untuk berkembang; 3) masyarakat dan orang tua bersama-sama belajar mengatasi permasalahan sekolah. 
Dalam rangka menciptakan komunitas belajar, pendekatan kooperatif diganti dengan pendekatan kolaboratif. Pada pendekatan kolaboratif, pencapaian belajar oleh setiap siswa menjadi perhatian utama. Jadi guru harus menjamin hak setiap siswa untuk belajar dan mencapai hasil belajar dalam taraf yang hampir sama. Seperti telah dikemukakan oleh Masatsugu, Murase (2006), bahwa pendidikan konvensional akan menghasilkan tenaga yang bekerja atas dasar petunjuk (cocok untuk produksi masal pada era industrialisasi), sedangkan hasil pendidikan kolaboratif akan menghasilkan tenaga yang bisa bekerja sendiri dan bisa bekerja sama dalam meraih prestasi.

E. PENGELOMPOKAN SISWA DAPAT MENURUNKAN SEMANGAT
Menurut Sato, Masaaki (2006), berdasar kemampuan yang diperoleh dalam proses pembelajarannya, siswa dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu kelompok siswa A dengan hasil belajar yang baik (mampu menguasai), kelompok siswa B dengan hasil belajar sedang dan kelompok belajar C dengan hasil belajar yang kurang (tidak mampu). Di dalam pendekatan kooperatif, targetnya adalah hasil belajar kelompok. Sebaliknya di dalam pendekatan kolaboratif, dimungkinkan terjadi saling belajar membelajarkan antar siswa sehingga pencapaian belajar siswa relatif sama (memang tidak mungkin sama). Siswa C dapat meminta bantuan ke siswa A dan siswa A hendaknya menolong siswa C sehingga siswa C penguasaannya menjadi lebih tinggi (bahkan bisa menjadi A). Ini dikatakan bahwa anak kelompok C “melompat” dari tidak mampu menguasai menjadi kelompok yang mampu menguasai.
Dalam rangka penugasan kelompok A meningkatkan kemampuan kelompok C, maka yang penting harus dilakukan adalah agar para siswa kelompok C yang tidak mampu mau menunjukkan keinginan untuk dibantu. Mereka harus dimotivasi agar berani meminta tolong. Biasanya, anak yang tidak mampu tidak mau dibantu. Karena itu guru harus mendorong mereka agar mau meminta tolong kepada teman-temannya sendiri yang lebih memahami. 
Sato,Masaaki (2006) dan Sato, Manabu (2006) berpendapat bahwa strategi kolaboratif dirancang agar tidak ada satupun siswa yang tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran. Melalui usaha ini, ketidakberhasilan siswa diperkecil (karena tidak mungkin meniadakannya). Tidak semua siswa mampu melompat (jumping) sesuai dengan harapan guru. Golongan siswa C tidak harus semuanya ditolong oleh siswa A, tetapi harus ditangani sendiri oleh guru. Jadi guru harus memperhatikan secara langsung anak-anak yang kurang menguasai.
 Pengelompokan siswa secara artifisial pernah dilakukan di Jepang yakni di dalam kelas/sekolah siswa dikelompokkan menjadi kelompok A, B, dan C. Tetapi sekarang pengelompokan itu dihilangkan, demikian Sato. Manabu (2006) menjelaskan. Demikian pula Finlandia dan Perancis. Ini disebabkan karena tanpa diadakan pengelompokan secara buatan pun, akan terjadi pengelompokan secara alami. Pengelompokan siswa secara buatan menjadi A, B dan C akan mengakibatkan siswa kelompok C kehilangan semangat.
 Di dalam pembelajaran yang menggunakan kerja kelompok siswa, maka sebaiknya setiap kelompok terdiri dari 4 orang anak. Hal ini dimaksudkan agar terjadi komunikasi yang efektif antar anggota kelompok. Kelompok hendaknya heterogen, baik berdasar jenis kelamin maupun kemampuannya. 
Untuk mengatasi rendahnya mutu sekolah di Jepang, terjadi perdebatan yang dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
a. Kelompok persaingan, yaitu mereka yang ingin melakukan latihan soal terus menerus untuk meningkatkan kemampuan anak. Mereka yang berpikir begitu menganggap bahwa persainganlah yang paling efektif untuk meningkatkan kemampuan anak/sekolah. Menurut pendapat ini, apabila persaingan ditingkatkan maka masing-masing anak akan berusaha memecahkan soal sendiri.
b. Kelompok kerjasama, yaitu mereka yang mempunyai pemikiran berlawanan dengan kelompok persaingan. Kelompok ini berpendapat bahwa siswa yang belajar sesuatu harus berhubungan dengan pihak lain dan melalui proses belajar dengan anak/siswa lain. Konkritnya jika ada siswa belum mengetahui sesuatu, tetapi mau meminta pendapat orang lain, atau mendengar dari orang lain, maka dia akan dapat meningkatkan kemampuan diri sendiri sehingga mencapai tahapan yang lebih tinggi. Proses ini tidak akan terjadi jika ia belajar sendirian. Pendapat Vighotsky menyatakan bahwa tingkat yang dicapai oleh diri sendiri ada pada step 1 (bawah) dan ini masih bisa ditingkatkan ke step berikutnya (step2) yang lebih tinggi. Untuk melompat ke step berikutnya (step 2) butuh bantuan orang lain. Kenaikan penguasaan dari step I ke step 2 yang tidak melalui bantuan orang lain sebetulnya belum mencapai step berikutnya.  
Berikut disajikan contoh konkrit yang terjadi di sekolah yang menerapkan pembelajaran berkelompok dengan pendekatan kolaboratif sehingga siswa berhasil akibat belajar bersama-sama dalam pembelajaran IPS untuk kelas III SMP pokok bahasan “Pemilihan Umum dengan Partai Politik”. Setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa. Anak-anak sebelumnya sudah mencari informasi tentang pemilihan umum dan partai politik, dan berdasarkan informasi yang dia dapat mereka berdiskusi dalam kelompok. Di pertengahan diskusi ada kelompok yang mengalami kebuntuan, semua anggota kelompok terdiam. Guru berkeliling, kemudian mendekati kelompok yang mengalami kesulitan tadi tanpa berkata sepatahpun karena guru tersebut telah mengamati dan tahu faktor apa yang membuat kebuntuan. Guru tersebut hanya mengeluarkan satu kalimat, yaitu: “Sayuri, anak dari kelompok itu (sambil menunjuk Sayuri yang berada di kelompok lain, agak jauh dari kelompok yang mengalami kebuntuan ini) mengatakan begini ……..”. Guru ini mengemukakan pendapat seorang anak sebagai pancingan (stimulus). Apa yang terjadi? Ternyata sungguh mengejutkan. Dari stimulus tadi (meskipun pada awalnya anak-anak dalam kelompok yang mengalami kebuntuan ini tidak begitu menanggapinya), akhirnya ada yang mulai memikirkan pendapat Sayuri, dan selanjutnya mereka mulai berdiskusi lagi, memecahkan kebuntuan, memecahkan masalah semula, dan bahkan melahirkan masalah baru. 
Jadi di dalam proses pembelajaran itu berhasil membuat kelompok yang macet mencapai step berikutnya (melompat). Akhirnya siswa bisa saling menghargai, berhubungan, bekerjasama, merasa puas karena dapat memecahkan masalah, dapat menghargai orang lain dan menemukan masalah baru yang harus dipecahkan. Dari kejadian ini diperoleh 3 hal yaitu:
1. Para siswa dapat memecahkan masalah partai politik, yang sebelumnya tidak mereka pahami menjadi lebih mereka pahami.
2. Mereka menghargai pendapat/kemampuan teman sehingga terjadi hubungan antar teman yang saling menghargai.
3. Mereka menemukan sendiri masalah baru dan berusaha memecahkan masalah baru tersebut. 
Ketiga hal tersebut merupakan hal yang penting, tetapi yang lebih penting adalah bahwa ketiga hal tersebut ditentukan oleh satu kalimat guru saja. Tidak banyak kata-kata guru yang harus dihamburkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi siswa. 
Mengapa dalam mengelola kelas guru harus membuat kelompok? Guru membuat siswa berkelompok agar siswa dapat meneliti diri sendiri, dan guru harus mengamati/mengikuti proses berfikir setiap siswa, misalnya siswa sedang dalam tahapan seperti apa, apa kesulitan siswa, dsb. Guru harus mempunyai kemampuan untuk menangkap hal yang tak terungkapkan siswa. Yang penting guru tidak menggurui tetapi harus mampu menghubungkan proses pembelajaran setiap siswa agar saling belajar. Jadi keahlian seorang guru bukan terletak pada kemampuan untuk mengajar sesuatu, tetapi pada kemampuan untuk mendorong setiap siswa agar dapat belajar dengan siswa lain.

F. PRO KONTRA KOLABORATIF
Terdapat orang yang menentang proses pembelajaran kolaboratif di Jepang. Alasannya, jika anak kelompok A mengajar kelompok C, lalu kegiatan A sendiri bagaimana? Memang hal itu akan membuat kelompok C yang tidak menguasai materi pelajaran menjadi lebih menguasai dan mereka menjadi senang. Namun belum tentu kelompok A yang telah menolongnya juga senang. Pendapat ini dimentahkan karena berdasar hasil penelitian ditunjukkan bahwa penguasaan siswa A menjadi lebih meningkat dibandingkan jika tidak dilakukan kolaboratif. Meskipun dirancang untuk meningkatkan C, tetapi dampaknya juga meningkatkan kemampuan kelompok A. Hasil ini juga didukung oleh penelitian di kedokteran. Menurut penelitian ini, oleh karena C senang dan berterimakasih kepada A, maka otak A mengeluarkan dopamin. Zat ini menyebabkan si A terus mengingat apa yang telah dipelajarinya. Oleh karena si C senang, C juga mengeluarkan dopamin sehingga C juga dapat mengingat terus apa yang pernah dipelajarinya. Karena itu hubungan yang baik antara guru-siswa juga harus dibangun agar dapat saling mengeluarkan dopamin. Hubungan yang baik antara guru-siswa juga dapat meningkatkan hubungan emosional guru-siswa.  

G. SEPULUH MENIT PERTAMA TERBUANG PERCUMA
 Menurut Sato, Masaaki (2006), 10 menit pertama disaat kelas dimulai merupakan saat dimana motivasi siswa tinggi. Motivasi siswa akan terus menurun seiring dengan berjalannya waktu. Oleh kerena itu pada awal pembelajaran guru hendaknya segera menyampaikan materi pembelajaran. Apabila di waktu yang baik itu guru menyampaikan appersepsi, atau berbasa basi, maka sepuluh menit pertama yang sangat berarti itu akan lewat begitu saja dengan percuma. Ketika pelajaran akan dimulai, motivasi siswa sudah menurun. 
 Selama proses pembelajaran hendaknya guru memperhatikan perubahan-perubahan ekspresi siswa, mimik, tingkah laku, kata-kata yang keluar, dan segala sesuatu yang tidak diungkapkan siswa tetapi memiliki arti penting untuk proses berlangsungnya saling membelajarkan. Maka sebaiknya guru memiliki indera keenam agar dapat menangkap pesan yang disampaikan siswa tanpa kata-kata. Dengan kata lain guru hendaknya mendalami psikologi siswa. 

H. GURU MAU MEMBUKA KELAS
 Bagi guru sendiri, belajar dari sesama guru merupakan ciri dari terbentuknya komunitas belajar. Mengingat tugas guru adalah melakukan proses pembelajaran, maka situasi saling membelajarkan itu hendaknya dilakukan di dalam suasana proses pembelajaran di kelas yang nyata, yakni sekelompok guru melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran dan dilanjutkan dengan pemberian balikan setelah proses pembelajaran usai. Jadi dalam meningkatkan proses pembelajaran para guru melakukan kolaborasi.
 Untuk dapat melakukan kolaborasi, guru hendaknya bersedia membuka kelas yaitu: proses pembelajaran yang dilakukan diamati oleh guru lain, bahkan oleh orang tua siswa dan masyarakat. Kolaborasi itu dilaksanakan sejak melaksanakan perencanaan (plan) yaitu menyusun rencana pembelajaran (RP), melakukan pembelajaran (do) yang diamati oleh pengamat (see) dan diakhiri dengan melakukan refleksi untuk mendapatkan masukan dalam rangka peningkatan pembelajaran lebih lanjut. Kegiatan plan, do, see ini dikenal sebagai Lesson Study. Di dalam Lesson Study terjadi proses belajar membelajarkan antara guru-guru, guru-siswa, guru-masyarakat, siswa-siswa. Jadi Lesson Study merupakan tiang dari tegaknya learning community. Ini tidak berarti bahwa proses belajar membelajarkan hanya berlangsung ketika LS berlangsung. Menurut Ito (2006), kegiatan belajar membelajarkan di luar acara resmi itulah justru yang banyak memberikan manfaat bagi pengembangan profesi guru.  

KEPUSTAKAAN

Inaba, 2006. Pengarahan Kepala Sekolah pada Kegiatan Lesson Study di SMP Motoyshihara, Fuji. 
Inahaki, Tadahiko, 2006. Ceramah Kepala Institut Penelitian Pendidikan untuk peserta Counterpart Training, 4 November 2006. Shinano.
Ito, Koichi, 2006. Pembaharuan di SD Sambongi, Towada City. (Makalah, Terjemahan). Tokyo, SISTTEMS-JICA
Maori, 2006. Menjaga Kesinambungan Reformasi Yang Berbentuk Tangga Spiral. (Terjemahan). SISTTEMS-JICA-Sekolah SD Hamanogo, Chigasaki, Tokyo
Sato, Manabu, 2006. Tantangan yang Harus Dihadapi Sekolah (Makalah, Terjemahan). SISTTEMS-JICA
Sato, Masaaki, 2006. Perlunya Pembelajaran Kolaborotif (Makalah, Terjemahan). Tokyo, SISTTEMS-JICA
Watanabe, Kepala SD, 2006. Mulai Dari Membentuk Ruang Kelas yang Terang Sampai Belajar Meloncat yang Menambah Tinggi Badan. SISTTEMS-JICA, SDN Toyotama Minami, Nerima. 



Read More......

Rabu, 05 Agustus 2009

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MAKHLUK HIDUP

Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.

Kompetensi Dasar : 1.1 Menganalisis pentingnya pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup.

1.2 Mendeskripsikan tahapan perkembangan manusia.

Setiap makhluk hidup baik tumbuhan ataupun hewan mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan berkembang. Pernahkah kalian perhatikan mengapa seorang bayi mungil dapat berubah menjadi anak kecil dan akhirnya berubah menjadi orang dewasa? Atau, anak kucing yang semula kecil dengan rambutnya yang halus dapat berubah menjadi kucing dewasa dengan rambutnya yang tampak telah berubah. Demikian pula halnya dengan tanaman mangga, rambutan, atau jeruk yang semula kecil dapat berubah menjadi pohon yang tinggi dan besar dengan buahnya yang lebat. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan suatu proses dimana keduanya berjalan berdampingan. Dengan demikian proses pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Tetapi jika kita pahami dari kata pertumbuhan dan perkembangan ada perbedaan yang mendasar. Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada makhluk hidup berupa perubahan ukuran yang bersifat irreversible. Bersifat irreversible artinya tidak berubah kembali ke asal, karena adanya penambahan substansi dan perubahan bentuk yang terjadi saat proses pertumbuhan. Dalam pertumbuhan terjadi pertambahan ukuran, volume, panjang (tinggi), dan pertambahan massa. Hal ini dapat diperlihatkan pada manusia saat baru dilahirkan, panjang tubuh bayi sekitar 45 cm dan massa tubuhnya kira-kira 3 kg. setelah mengalami pertumbuhan, terjadilah pertambahan panjang dan massa tubuh pada sang bayi tersebut. Manusia dan hewan umumnya memiliki periode pertumbuhan yang terbatas, artinya pada periode tertentu tidak terjadi proses pertumbuhan lagi. Tetapi tumbuhan dapat mengalami pertumbuhan sepanjang hidupnya.
Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Bersifat kuantitatif (dapat dihitung atau dinyatakan dengan satuan bilangan).
b. Terdapat pada jaringan meristem (untuk tumbuhan).
c. Reproduksi secara mitosis.

 
 Gambar 1.1 Pertumbuhan pada tumbuhan.

Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna pada makhluk hidup. Adapun ciri-ciri perkembangan adalah sebagai berikut:
a. Bersifat kualitatif (tidak dapat diukur). 
b. Terdapat pada alat perkembangbiakan/reproduksi.
c. Reproduksi secara meiosis.
Contoh dari perkembangan antara lain: terbentuknya bunga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor dalam (internal) maupun faktor luar (eksternal).
1. Faktor Dalam (internal)
Faktor dalam (internal) merupakan faktor yang berasal dari dalam tubuh makhluk hidup itu sendiri. Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor dalam (internal) antaran lain sebagai berikut :
a. Gen (Genetik)
Gen merupakan sifat yang tidak tampak dari luar. Gen terbentuk dari sejumlah asam nukleat yang tersusun dalam makromolekul yang disebut DNA. Gen berfungsi sebagai pembawa faktor keturunan, sehingga sifat yang dimiliki oleh induk akan diturunkan kepada keturunannya.
Masing-masing jenis (species), bahkan masing-masing individu memiliki gen untuk sifat tertentu seperti: cepat tumbuh, berbatang tinggi, berbatang pendek, berbuah lebat, berbuah jarang. 
b. Hormon
Hormon-hormon yang berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, antara lain :
1) Hormon Pertumbuhan
Hormon merupakan senyawa organik pada manusia dan sebagian hewan. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang merupakan kelenjar buntu. Hormon mempengaruhi reproduksi, metabolisme, serta perumbuhan dan perkembangan. Hormon pertumbuhan merupakan hormon yang memacu pertumbuhan. Pada tumbuhan seperti 
a. Auksin :
• Banyak terdapat pada ujung koleoptil
• Mendorong pemanjangan batang/pucuk
• Merangsang pertumbuhan akar adventif pada batang/stek batang
• Memacu dominasi tunas apikal (tunas diujung batang)
b. Giberelin :
• Memacu pertumbuhan batang
• Merangsang perkecambahan biji dan tunas
• Merangsang pembentukan bunga
• Merangsang perkembangan buah tanpa biji (partenokarpi)
c. Sitokinin :
• Memacu pembelahan sel dan pembentukan organ
• Menunda penuaan
• Memacu perkembangan kuncup samping
• Memacu perbesaran sel pada kotiledon dikotil. 
d. Asam Absisat (ABA) :
• Menghambat pertumbuhan (Dormancy)
• Memacu pengguguran daun, bunga, dan buah
e. Gas Etilene :
Mempercepat pematangan buah, merangsang pembungaan, merangsang penuaan dan pengguguran daun serta menghambat pemanjangan batang.
2) Hormon Penghambat Pertumbuhan
Hormon penghambat pertumbuhan merupakan hormon yang berfungsi untuk menghentikan aktivitas pertumbuhan dan perkembangan dan sering dikenal dengan istilah fitohormon. Suatu keadaan dimana tidak terjadi kegiatan (aktivitas) pertumbuhan dan perkembangan disebut dorman.
3) Hormon Pembentuk Organ Tubuh
Hormon pembentuk organ tubuh merupakan hormon yang berfungsi untuk merangsang pembentukan organ tubuh. Pada tumbuhan, misalnya hormon Rhizokalin berfungsi untuk merangsang pembentukan akar. Kaulokalin, Filokalin, dan Antokalin merupakan hormon yang membantu pula dalam pembentukan organ.
- Rhizokalin = akar
- Filokalin = daun
- Kaulokalin = batang
- Anthokalin = bunga
4) Hormon Luka
Hormon luka merupakan hormon yang merangsang terbentuknya jaringan baru dari bagian tepi luka yang kemudian akan menutupinya. Pada tumbuhan misalnya, asam traumalin akan membentuk jaringan kalus yang akan menutupi luka.
5) Hormon pada manusia
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu) dan dibawa oleh darah ke organ sasaran sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hewan termasuk manusia.
a. Kelenjar Hipofisis Menghasilkan
• Somatotrof - Mempengaruhi pertumbuhan
• Tirotropin - Mempengaruhi kerja kelenjar tiroid
• Prolaktin - Mempengaruhi pengeluaran air susu
• Gonadotropin - Mempengaruhi kerja kelenjar kelamin
• ACTH - Mempengaruhi kerja kelenjar Adrenalin
• ADH - Mempengaruhi pengeluaran urine
• Oksitosin - Mempengaruhi kontraksi otot rahim saat melahirkan
b. Tiroid menghasilkan Tiroksin : Mengatur metabolisme zat dan pertumbuhan.
c. Paratiroid menghasilkan Parathormon : Mengatur kadar kalsium dalam darah.
d. Adrenalin menghasilkan Adrenalin : Mengatur kadar gula darah dengan mengubah glikogen menjadi glukosa.
e. Pankreas menghasilkan Insulin : Mengatur kadar gula darah dengan mengubah glukosa menjadi glikogen.
f. Testis menghasilkan Testosteron : Mempengaruhi ciri-ciri kelamin sekunder pria.
g. Ovarium menghasilkan Estrogen dan Progresteron : Mempengaruhi ciri-ciri kelamin sekunder wanita.

2. Faktor Luar (eksternal)
Faktor luar (eksternal) merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar tubuh makhluk hidup itu sendiri.
Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor luar (eksternal) antara lain sebagai berikut:
a. Makanan (Nutrisi)
Makanan merupakan faktor utama untuk pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Makanan adalah bahan baku yang kemudian akan diproses pada peristiwa metabolisme sehingga menghasilkan energi. Energi sangat diperlukan untuk pertumbuhan.
Pada tumbuhan, makanannya berupa zat dan mineral (unsur hara) yang terkandung di dalam tanah. Tumbuhan akan mengalami gangguan pertumbuhan (abnormal) jika kekurangan zat dan mineral (unsur hara). 
Fungsi nutrisi diantanya adalah sebagai bahan pembangun tubuh makhluk hidup. Nutrisi bagi sebagian besar hewan dan manusia dapat berupa protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Protein merupakan bahan pembangun sel-sel tubuh.
b. Suhu
Setiap makhluk hidup memiliki batas toleransi pada suhu. Jika suhu lingkungan terlalu dingin atau terlalu panas, maka makhluk hidup tidak dapat tumbuh dan berkembang sempurna. Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22°C sampai dengan 37°C. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti. Setiap species tumbuhan umumnya memiliki suhu optimum yang berbeda-beda. Pada suhu yang optimum, suatu species tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dengan baik. Suhu udara mempengaruhi semua kegiatan tumbuhan yang berkaitan dengan proses pertumbuhan dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan (transpirasi) dan pernapasan (respirasi). Tanaman yang memiliki bunga indah di daerah bersuhu dingin (pegunungan) bila ditanam di daerah bersuhu panas maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut akan terhambat, bahkan tidak berbunga.
c. Cahaya (Sinar)
Cahaya (sinar) sangat dibutuhkan untuk kehidupan, terutama cahaya matahari. Semua makhluk hidup membutuhkan cahaya matahari. Misalnya tumbuhan hijau membutuhkan cahaya matahari untuk mendukung proses fotosintesis. Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan. 
d. Kelembaban 
Sampai batas-batas tertentu, tanah dan udara yang lembab berepengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman. Hali ini karena air yang dapat diserap tanaman lebih banyak dan lebih sedikit air yang diuapkan sehingga menyebabkan pembentangan sel-sel. Dengan demikian sel-sel tanaman akan lebih cepat mencapai ukuran yang maksimum. 

Faktor-faktor lingkungan tersebut di atas yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman bersifat kompleks. Faktor-faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling berinteraksi dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.


 Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan 

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbeda dengan hewan. Pada hewan, pertumbuhan dan perkembangan terjadi di seluruh bagian tubuh, sedangkan pada tumbuhan, pertumbuhan dan perkembangan hanya pada bagian tertentu saja. 
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan berbiji diawali dengan pertemuan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, menjadi biji, berkecambah, tumbuh menjadi tanaman kecil yang sempurna, dan berlanjut tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan dewasa. Tumbuhan dewasa akan berbunga dan berbuah. 

1. Pertumbuhan Terminal
Pada ujung akar dan batang tumbuhan berbiji yang sedang aktif tumbuh, terdapat tiga daerah pertumbuhan dan perkembangan. Daerah tersebut adalah daerah pembelahan, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi.
 

Gambar 1.2 Daerah pembelahan, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi.

Daerah Pembelahan, merupakan daerah yang paling ujung. Pada daerah ini terutama terjadi pembentukan sel-sel baru melalui pembelahan sel. Sel-sel di daerah pembelahan memiliki inti sel yang relatif besar, berdinding sel tipis, dan aktif membelah diri. Daerah pembelahan disebut pula daerah meristematik. 
Daerah Pemanjangan, merupakan hasil pembelahan sel-sel meristem di daerah pembelahan. Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga membentuk daerah pemanjangan. Sel-sel pada daerah ini lebih besar dibandingkan dengan sel-sel pada daerah meristem.
Daerah Diferensiasi, terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah ini telah mengalami diferensiasi. Artinya sel-sel telah berubah bentuk sesuai fungsinya. Sebagian sel mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, empulur, xilem dan floem. Sebagian sel lagi mengalami diferensiasi menjadi jaringan parenkim (jaringan dasar), jaringan penunjang seperti kolenkim dan sklerenkim. Dengan terjadinya diferensiasi sel maka terbentuklah berbagai jaringan tumbuhan.
Pertumbuhan pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
 

Gambar 1.3 Pertumbuhan primer pada ujung batang dan akar.

Pertumbuhan Primer, merupakan pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer. Titik tumbuh primer terdapat pada ujung akar atau ujung batang. Titik tumbuh primer telah mulai terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio. Ujung akar dan ujung batang tempat terjadinya pertumbuhan merupakan daerah meristem apikal. Pertumbuhan primer menyebabkan batang dan akar bertambah panjang. 
Berdasarkan titik tumbuh tumbuhan, terdapat dua teori titik tumbuh pada tumbuhan, yaitu :
1) Teori Histogen
Teori ini dikemukakan oleh Hanstein. Teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan organ tubuh tumbuhan dibentuk oleh tiga lapisan pembentuk jaringan, yaitu:
a) Dermatogen, yakni lapisan luar yang membentuk epidermis.
b) Periblem, yakni lapisan dalam yang membentuk korteks.
c) Pleuron, yakni lapisan dalam yang membentuk stele.
2) Teori Tunika Korpus
Teori ini dikemukakan oleh Schmidt yang menyatakan bahwa pertumbuhan organ tubuh tumbuhan yang dibentuk ada dua lapisan pembentuk jaringan, yaitu :
a) Tunika, yakni lapisan luar yang membentuk epidermis dan korteks.
b) Corpus, yakni lapisan dalam yang membentuk stele.
Pertumbuhan Sekunder, merupakan pertumbuhan yang disebabkan oleh kegiatan jaringan kambium. Jaringan kambium bersifat meristematik, yaitu sel-selnya selalu aktif membelah. Kambium hanya terdapat pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Pertumbuhan sekunder menyebabkan diameter batang bertambah besar (Gambar 1.4). Pada tumbuhan dikotil berkayu, pertumbuhan sekunder terjadi karena adanya aktivitas sel-sel meristem diantara xilem dan floem. Xilem dibentuk ke arah dalam dan floem dibentuk ke arah luar. Pertumbuhan di bagian dalam lebih cepat daripada pertumbuhan di bagian luar, sehingga mengakibatkan jaringan epidermis dan korteks pada kulit terluar akan rusak (pecah).

Gambar 1.4 Pertumbuhan sekunder pada batang dikotil.

2. Metagenesis Pada Tumbuhan 
Metagenesis merupakan pergiliran daur hidup antara generasi generatif dan generasi vegetatif. Biasanya kedua generasi ini berbeda morfologinya. Metagenesis pada tumbuhan yang bisa kita lihat dengan jelas yaitu pada tumbuhan lumut dan paku. Lumut dan paku memiliki generasi generatif yang disebut gametofit dan generasi vegetatif yang disebut sporofit.
 
Tumbuhan lumut yang sering kita lihat merupakan generasi gametofit. Generasi sporofitnya tergantung pada gametofit untuk memperoleh nutrisi. Sedangkan tumbuhan paku yang sering kita lihat merupakan generasi sporofit. Generasi sporofitnya yaitu protalium. 
 
Gambar 1.5 Metagenesis pada tumbuhan lumut.


 Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Hewan 

Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan terjadi di seluruh bagian tubuhnya. Biasanya pertumbuhan dan perkembangan ini diawali dari proses fertilisasi.
Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan termasuk manusia dapat dibedakan menjadi dua fase utama, yaitu pertumbuhan dan perkembangan embrionik serta pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik.
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrionik
Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage). Zigot selanjutnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui tahap-tahap yaitu pembelahan, gastrulasi, dan organogenesis. 

 

Gambar 1.6 Pertumbuhan dan perkembangan embrionik.

Pembelahan (cleavage). Zigot akan mengalami pembelahan secara mitosis, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dua sel menjadi empat sel, empat sel menjadi delapan sel, dan seterusnya. Pembelahan sel tersebut berlangsung cepat dan akan menghasilkan sel-sel anak yang tetap terkumpul menjadi satu kesatuan yang menyerupai buah anggur yang disebut morula. Dalam pertumbuhan selanjutnya, morula akan menjadi blastula yang memiliki suatu rongga. Proses pembentukan morula menjadi blastula disebut blastulasi. 

Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu proses terbentuknya morula.  

Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. 

Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya. Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata. Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata. Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
Gastrulasi. Dalam perkembangan selanjutnya, blastula akan menjadi gastrula. Proses pembentukan gastrula disebut gastrulasi. Pada bentuk gastrula ini, embrio telah terbentuk menjadi tiga lapisan embrionik, yaitu lapisan bagian luar (ektoderm), lapisan bagian tengah (mesoderm), dan lapisan bagian dalam (endoderm). Jadi gastrulasi merupakan proses pembentukan tiga lapisan embrionik. Dalam perkembangan selanjutnya lapisan embrionik akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan menghasilkan berbagai organ tubuh.

Organogenesis. Organogenesis merupakan proses pembentukan alat-alat tubuh atau organ seperti otak, jantung, paru-paru, ginjal, hati, dan sebagainya. Ektoderm akan mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf, dan alat-alat indera. Mesoderm akan mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi (seperti testis dan ovarium), alat peredaran darah. Dan alat ekskresi. Endoderm akan mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar yang berhubungan dengan pencernaan, dan alat-alat pernapasan. Organogenesis merupakan proses yang sangat kompleks. 
Pada mammalia, embrionya memiliki selaput embrio, yaitu amnion, korion, sakus vitelinus, dan alantois. Selaput embrio berfungsi melindungi embrio terhadap kekeringan, goncangan, membantu pernapasan, ekskresi, serta fungsi penting lainnya selama berada di dalam rahim induknya.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Pasca Embrionik
Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan setelah masa embrio. Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi (alat-alat kelamin), dan biasanya pula hanya terjadi peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh saja. 
Pada golongan hewan tertentu sebelum tumbuh menjadi hewan dewasa, membentuk tahap larva terlebih dahulu. Pada golongan hewan tersebut pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik merupakan tahap pembentukan larva sebelum tumbuh dan berkembang menjadi hewan dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan pasca embrionik yang melalui tahap larva ini dikenal dengan metamorfosis. 
Contoh hewan yang mengalami metamorfosis adalah serangga dan katak.


 Metamorfosis dan Metagenesis pada Hewan

Metamorfosis adalah perubahan bentuk tubuh yang dialami oelh hewan dari tahap larva hingga mencapai bentuk dewasa. 
1. Metamorfosis pada Serangga
Pada beberapa serangga seperti kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah, dan kumbang, bentuk larva dan dewasa sering hampir tdak ada kemiripan. Sedangkan pada beberapa serangga lainnya seperti belalang, lipas (kecoa), dan jangkrik, bentuk larva (nimfa) mirip bentuk dewasa. Pada proses metamorfosis terjadi proses fisik, yaitu pergantian kulit yang disebut molting. Serangga biasanya mengalami empat kali molting. Pada proses ini terjadi pembentukan kulit baru dan membentuk alat-alat tubuh yang diperlukan menjelang dewasa. Pada bentuk dewasa (imago) telah terjadi perkembangan organ reproduksi sehingga sudah mampu untuk bereproduksi. 
Berdasarkan kemiripan bentuk larva dan dewasa, metamorfosis pada serangga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna.
Metamorfosis Sempurna (holometabola). Pada metamorfosis sempurna, serangga dalam daur hidupnya mengalami perubahan-perubahan yang mencolok pada bentuk luar dan organ tubuh dari berbagai stadiumnya. Metamorfosis sempurna perubahannya adalah sebagai berikut :
Telur larva pupa (kepompong) imago (dewasa)
Telur menetas menjadi larva. Larva umumnya mengalami molting empat kali sehingga terbentuk larva stadium satu hingga larva stadium empat. Contoh serangga yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain : kupu-kupu, lalat, nyamuk, lebah dan kumbang.
 

Gambar 1.7 Metamorfosis pada kupu-kupu

Metamorfosis Tidak Sempurna (hemimetabola). Pada metamorfosis tidak sempurna, serangga mengalami perubahan bentuk dari telur hingga dewasa yang tidak mencolok dalam daur hidupnya.  

2. Metamorfosis Katak
Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi Berudu. Setelah berumur 2 hari, Berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 3 minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai berbentuk, ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa. 
 
3. Metagenesis
Metagenesis pada hewan pada dasarnya sama dengan metagenesis pada tumbuhan. Hewan mengalami pergiliran generasi, yaitu fase generatif (seksual) dan fase vegetatif (aseksual) secara bergantian.
Hewan yang mengalami metagenesis misalnya golongan Cnidaria. Contoh hewannya yaitu Hydra dan Ubur-ubur. Perhatikan Gambar 1.13. Ubur-ubur memiliki dua fase dalam daur hidupnya, yaitu medusa dan polip. Medusa merupakan fase seksual (generatif) dan polip merupakan fase aseksual (vegetatif).
 

Gambar 1.8 Metagenesis pada Obelia


 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Manusia

Setelah peristiwa fertilisasi, zygote akan berkembang menjadi embrio yang sempurna dan embrio akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6 – 12 hari setelah proses fertilisasi. Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau human chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan. 
HCG membuat hormon keibuan untuk mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses kehamilan jadi berlanjut.
Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh selaput-selaput yaitu : 
1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan.
2. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah.
3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2.
4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat munculnya pembuluh darah yang pertama. 

1. Tahap-tahap Perkembangan Manusia
a. Tahapan Perkembangan pada masa embrio 
 Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.
 Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.
 Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.
 Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.
 Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi).
 Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan (posisi) 
 Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
 Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 – 3000 gram.
 Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk dilahirkan.  
b. Tahap perkembangan pada masa anak-anak
Masa anak-anak dimulai sejak lahir (bayi) hingga masa remaja. Bayi sangat membutuhkan air susu ibu (ASI). Sebaiknya ASI diberikan pada bayi selama dua belas bulan sejak kelahiran. Hal ini karena bayi membutuhkan ASI selama tahun pertama kehidupannya. Pada usia balita terjadi pertumbuhan sel-sel otak, sehingga diperlukan makanan yang bergizi. Pada usia 6 bulan, gigi pertama bayi akan tumbuh yang disebut gigi susu. Setelah sekitar usia 6 tahun, gigi susu akan tanggal secara bergantian dan digantikan oleh gigi tetap. 
Seiring dengan bertambahnya usia, bayi akan belajar duduk, merangkak, berdiri dan berjalan. Otak tumbuh membesar dan bayi mulai berbicara. Umumnya bayi mulai berjalan dan berbicara sekitar usia satu tahun. Pada usia tiga tahun, anak-anak mulai berbicara kalimat pendek. Menjelang usia sepuluh tahun anak-anak mulai mencari teman, mereka juga sudah tahu bagaimana berbagi, melakukan tugas mereka dan bekerjasama.
c. Tahap perkembangan pada masa remaja (pubertas)
Pertumbuhan dan perkembangan manusia menjadi dewasa melalui satu tahap yang disebut masa pubertas. Kata pubertas berasal dari kata latin yang berarti usia menjadi orang, suatu periode dalam mana anak dipersiapkan untuk mampu menjadi individu yang dapat melaksanakan tugas biologis berupa melanjutkan keturunannya atau berkembang biak. Perubahan-perubahan biologis berupa mulai bekerjanya organ-organ reproduktif dan disertai pula oleh perubahan-perubahan yang bersifat psikologis. Pada masa ini baik laki-laki atau perempuan menunjukkan pertumbuhan yang cukup cepat. Badan akan bertambah tinggi, bertambah gemuk dan organ kelaminnya sudah mampu menghasilkan sel kelamin yang matang. 
Ciri-ciri Penting Periode Pubertas :
a) Pubertas merupakan periode transisi dan tumpang tindih. Dikatakan transisi sebab pubertas berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa remaja. Dikatakan tumpang tindih sebab beberapa ciri biologis-psikologis kanak-kanak masih dimiliknya, sementara beberapa ciri remaja dimilikinya pula.
b) Pubertas merupakan periode terjadinya perubahan yang sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke arah bentuk tubuh orang dewasa. Terjadi pula perubahan sikap dan sifat yang menonjol, terutama terhadap teman sebaya lawan jenis, terhadap permainan dan anggota keluarga.
c) Tubuhnya mulai menunjukkan mekar-tubuh yang membedakannya dengan tubuh kanak-kanak. Sebagian ciri pubertas yang dia miliki ditunjukkan dalam sikap, perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatan. Sikapnya yang paling menonjol antara lain sikap tidak tenang dan tidak menentu.
d) Pertumbuhan dan perkembangan badannya, tumbuh normal, sesuai dengan usianya. Berat badannya 40 kg, dan tinggi badannya.
e) Perkembangan organ-organ seks wanita ditandai dengan adanya haid pertama atau “menarche” yang disertai dengan berbagai perasaan tidak enak bagi yang mengalaminya.
f) Haid (menstruasi) yang pertama kali dia alami pada usia 9 tahun. Jika dilihat dari usianya saat ia mengalami menstruasi, ia masih dalam masa kanak-kanak akhir.
g) Gejala yang mulai ditunjukkan dari dirinya yaitu :
- Pinggul yang membesar dan membulat
- Dada yang semakin nampak menonjol
- Tumbuhnya rambuh di daerah kelamin, ketiak, lengan dan kaki
- Perubahan suara dari suara kanak-kanak menjadi lebih merdu (melodius)
- Kelenjar keringat lebih aktif dan sering tumbuh jerawat
- Kulit menjadi lebih besar dibanding kulit anak-anak.
Penyebab munculnya pubertas ini adalah hormon yang dipengaruhi oleh hipofisis (pusat dari seluruh sistem kelenjar penghasil hormon tubuh). Berkat kerja hormon ini, remaja memasuki masa pubertas sehingga mulai muncul ciri-ciri kelamin sekunder yang dapat membedakan antara perempuan dan laki-laki. Dengan kata lain, pubertas terjadi karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seks sehingga alat reproduksi telah berfungsi dan tubuh mengalami perubahan.
d. Tahap Perkembangan masa dewasa
Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan tanggung jawabnya tentu makin bertambah besar. la tak lagi harus bergantung secara ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru merasa tertantang untuk membukukan dirinya sebagai seorang pribadi dewasa yang mandiri. ‘Segala urusan ataupun masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua. Berbagai pengalaman baik yang berhasil maupun yang gagal dalam menghadapi suatu masalah akan dapat dijadikan pelajaran berharga guna mem-bentuk seorang pribadi yang matang, tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya. Secara fisik, seorang dewasa muda (young adulthood) menampil-kan profil yang sempurna dalam arti bahwa pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek fisiologis telah mencapai posisi puncak. Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif. 
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young) ialah mereka yang berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa dewasa muda sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua. Pada masa ini, seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi sudah tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). la tidak lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti orang dewasa lain-nya. Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga siap melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan mempunyai anak. la dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk dirinya ataupun orang lain (termasuk keluarganya). Segala tindakannya sudah dapat di-kenakan aturan-aturan hukum yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari tindakannya akan memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau perdata}. Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.
e. Perkembangan pada masa lanjut usia
Pada tingkat kedewasaan menengah (40-65 th) manusia mencapai puncak periode usia yang paling produktif . Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial (BKKBN 1998). Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat. Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri. Di negara Barat, penduduk lanjut usia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. 
Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya. Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. 
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :
Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannya sehari-hari. 
Pada umumnya pada masa lanjut usia ini orang mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotorik. Menurut Zainudin (2002) fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain yang menyebabkan reaksi dan perilaku lanjut usia menjadi semakin lambat. Fungsi psikomotorik meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi yang berakibat bahwa lanjut usia kurang cekatan.

Read More......